TEORI ADI
BUSANA
A.
PENGERTIAN ADI BUSANA (HOUTE
COUNTURE)
Houte
Counture berasal dari bahasa “perancis”, istilah bahasa indonesianya Adi
Busana yang mempunyai jenis busana yang berselera dan bermutu tinggi.
Houte
Counture/ Adi Busana adalah salah satu usaha dibidang busana yang mengutamakan
potongan yang pas badan, indah dan menitik beratkan pada detail desain.
Bahan
dipilih dengan cermat, garis-garis rancangannya dipelajari secara mendalam dan
pola-polanya dipersiapkan sedetail dan semua pekerjaan dilakukan oleh tenaga
terlatih.
Pola
umumnya busana Houte Counture merupakan hasil kerja bersama suatu team,
misalnya satu rancangan dibagi menjadi 4 bagian utama : (1) Badan atas (2)
Badan bawah (3) Lengan (4)Krah. Setiap bagian tersebut dikerjakan tenaga ahli
yang terlatih dibidangnya masing-masing. Apabila ada bagian yang harus disulam
baik dengan benang sutra, emas atau perak
atau bagian yang dipasang manik-manik atau payet inipun dikerjakan oleh
tenaga ahli tersendiri. Jadi setiap bagian dikelola dengan sistem spesialisasi
(kekhususan).
B.
CIRI-CIRI ADI BUSANA / HOUTE COUNTURE
Pada
umumnya ciri-ciri pembuatan busana Adi busana sebagai berikut :
1. Proses
pembuatan.
Pada proses pembuatan busana adi
busana dengan cara melakukan pengepasan, pengepasan pertama menggunakan bahan
sementara atau tiruan yang sifat dan kelenturannya menyerupai bahan aslinya,
berapa kali pengepasan dilakukan tergantung rumit tidaknya model, setelah
dilakukan pengepasan yang hampir mendekati sempurna, maka pengguntingan dapat
dilakukan pada bahan yang seseungguhnya
2. Hampir 80%
pakaian adi busana dikerjakan dengan tangan sehingga membutuhkan waktu yang
lama.
3. Biaya tinggi
Biaya ini seimbang dengan mutu yang
akan dihasilkan dan cara pembuatanya yang cukup rumit dan unik.
4. Dibuat hanya satu
potong busana sehingga bersifat ekslusif dan mengandung seni.
5. Modelnya selalu
pas dengan badan
Pakaian adi busana tidak mutlak
berbentuk pakaian malam atau gala yang gemerlap. Pakaian dari bahan linen
dengan garis rancangan yang sederhana dapat saja dikatakan sebagai karya adi
busana.
Pakaian
adi busana tidak mutlak dibuat atas dasar pesanan serta atas dasar tubuh
seseorang pelanggan, seringkali suatu koleksi adi busana dipergunakan dengan
tujuan memperkenalkan garis-garis rancangan baru dengan bahan dan warna baru.
6. Biasanya
pembuatan pakaian adi busana dipimpin oleh seorang perancang busana yang sudah
terkenal. Misalnya : Piter Sie, Cristian Dior, Pierre Carolin, Hanae
Mori(Perancis), Hary Darsono, Ramli, Ghea , dsb.
C.
BUSANA ADI BUSANA
Setiap
macam busana mempuyai kegunaan yang berbeda-beda. Busana Adi Busana mempuyai
kegunaan antara lain :
1. Busana Pesta Pagi
dan Siang
Busana yang digunakan pada waktu pagi
atau siang hari untuk menghadiri berbagai pertemuan yang sifatnya resmi.
Ciri-cirinya :
a. Model sederhana,
mudah diatur dan menarik.
b. Penggunaan warna
dan hiasan dibatasi seminimal mungkin.
c. Hiasan yang
digunakan terbatas renda-renda, bros yang tidak mengkilap dan warnanya redup.
2. Busana Pesta
Cocktail
Busana pesta yang digunakan dalam
kesempatan resmi sewaktu pagi, siang atau menjelang sore saja.
Ciri-cirinya :
a. Modelnya sedikit
lebih meriah dari busana pesta pagi atau siang tetapi lebih sederhana dari
busana malam
3. Busana Pesta
Sore dan Malam
Busana pesta yang digunakan sore dan
malam hari dalam kesempatan yang bersifat resmi.
Ciri-cirinya:
a. Bentuknya rumit.
b. Penggunaan warna
dan hiasan bebas, tetapi masih dalam batas keindahan dan kesopanan.
c. Memiliki nilai
dan kegunaan yang tinggi.
4. Busana Pesta
Gala
Busana pesta yang digunakan untuk
menghadiri pesta-pesta yang besar.
Ciri-cirinya:
a. Bentuknya rumit
dan besar.
b. Penggunaan warna
dan hiasan lebih bebas dari busana malam.
c. Harus terdapat
unsur kecenderungan (trend).
d. Bahan harus
mewah dan terbaru pada waktu itu.
5. Busana Pesta
Fantasi dan Fensi
Busana pesta yang lebih menampilkan
kemahiran sang desainer dari pada penjelmaan suatu kreasi, dengan tujuan
mempercantik perwujudan dan lahiriah seseorang melalui model busananya.
Ciri-cirinya:
a. Bentuknya
biasanya rumit, sulit, kompleks dan besar.
b. Penggunaan warna
dan hiasan sama sekali tidak dibatasi.
c. Merupakan suatu
demonstrasi keterampilan seorang desainer dalam mewujudkan fantasinya menjadi
sebuah kreasi yang dapat dilihat.
Perbedaan busana Pesta Fantasi dan
Fensi
Busana Fantasi
|
Busana Fensi
|
Hasil dari penuangan dari tema legenda
|
Tidak mempunyai tema dasar sedikit
pun dalam legenda
|
Tidak mempuyai nilai kegunaan,
hanya suatu pertunjukan(show)
|
Tidak mempuyai nilai kegunaan,
hanya suatu pertunjukan(show)
|
D.
TEKNIK PENYELESAIAN BUSANA ADI BUSANA
1.
Penyusutan Bahan
Bahan yang mengandung katun harus
disusutkan terlebih dahulu.
2.
Pemasangan Vuring
a. Bahan yang tebal
(kaku/jatuh) dengan vuring terbuka /lepas. Bagian buruk ketemu buruk.
b. Bahan yang lemas
dan jatuh (tidak tebal/tidak terlalu tipis sekali) vuring lepas dan buruk
ketemu buruk.
c. Bahan yang tipis
tidak tembus terang, vuring lepas tetapi bagian bawah keliman tertutup atau
jadi satu.
d. Bahan tembus
terang (tipis/ tebal/ berlubang-lubang) vuring double, pertama melekat
kelihatan dari bahan, kemudian ditutupi vuring lagi buruk ketemu buruk,
misalnya : bahan brokat, sifon , dll.
e. Pemasangan
vuring pada belahan harus menumpang bahan pokok dengan cara dipotong persegi
pada ujung belahan.
3.
Penyelesaian Sambungan
Setiap sambungan harus diseterika
hingga licin supaya jatuhnya rapi dan sebelum diselesaikan tirasnya.
4.
Penyelesaian Tiras / Sisa Jahitan
a. Dengan kampuh
kostum untuk bahan tipis dan lembut.
b. Dengan kampuh
balik untuk bahan tipis dan tembus terang (sifon).
c. Dengan kampuh
buka dirompok (dengan bis/pita).
Cara :
1) Bis menjepit
tiras langsung dijahit.
2) Bagian baik
bahan dengan bagian baik bisban dijahit lipat, bis tindas dari bagian baik
mepet bis.
3) Bagian buruk
bahan dengan bagian baik bis dijahit tutup bisban kebagian baik bahan dan
tindas dibagian bis.
d. Dengan kelim
bawah diberi bis atau pita, jahit dahulu baik ketemu baik lipat dan som untuk
bisban hanya kelihatan setengahnya. Untuk bagian bawah yang melebar dan
melengkung bis bisa digunakan untuk kelim (tanpa tambahan jahitan) jadi
kelimnya hanya selebar bis.
5.
Pemasangan Aksesoris
Pemasangan manik-manik, benang hias,
bordir atau hiasan pada busana harus dilapisi dengan kain kapas terlebih
dahulu, agar tidak mengkerut.
6.
Pemasangan Draperi
Pemasangan draperi selalu menggunakan
bahan dobel.
7.
Pencucian Busana
Busana yang sudah jadi
dapat dicuci