Rabu, 19 Januari 2011

Benang

Benang
pada umumnya terbuat dari serat kapas yang dijual- belikan dalam bentuk bal-bal yang padat(untuk memudahkan pengankutan dan penyimpanannya)

Urutan pembuatan benang kapas :
  1. Mesin pembukaan bandela (opening) dengan cara  menguraikan bal kapas menjadi gumparan-gumparan yang kecil (merek mesin yang terkenal yakni "hopper").
  2. Mesin pembukaan selaput (blowing) dengan cara gumparan kapas diuraikan dari kotoran, dan menjadikan kapas menjadi selaput (lapisan kapas yang rata).
  3. Mesin garu (carding yakni mesin yang terdiri dari dua silinder yang dilapisan lapisan duri yang menyerupai garuk) dengan cara selaput kapas dibersihkan dari kotoran dan debu, kemudaian selaput kapas diuraikan dengan sama arahnya dan memisahkan antara serat yang pendek dan panjang dan menjadikannya sumbu kapas.
  4. Mesin pendublir dan perengang (combing)  dengan cara sumbu kapas disatukan dengan sumbu yang lain, kemudian sumbu tersebut direngang dan susutkan dan disisir agar mendapatkan benang yang sejajar, rata dan serat- serat pendek terpisah.
  5. Mesin pembuat lawe (roving) dengan cara benang kapas direngangkan agar mendapatkan benang yang lebih halus, dipilinan agar benang mempuyai kekuatan (benang ini disebut benang mula).
  6. Mesin pemintal bercincin (ring spinning) dengan cara benang mula direngangkan,diberi pilinan dan digulung dengan pada bobbin (gelendong).
  7. Mesin penggulungan (cone winder) dengan cara mengulug benang berbentuk bobbin menjadi bentuk cone, menghilangkan cacat pada benang dan menghasilkan benang yang licin, rata dan bersih yang disbut benang tenun.
Peyempurnaan benang menurut penggunaannya :
  1. Sebagai benang tenunan maka benang dibuat menjadi benang tenun dan benang pakan dimana benang tenun harus disempurnakan dengan disering dan di kanji agar menjadi kuat sedangkan benang  pakan tidak perlu karena bersifat mengisi.
  2. Sebagai benang jahit maka benang disempurnakan  dengan disering dan dikanji agar kuat, diberi warna agar lebih menarik dan dimerser agar berkilau.
  3. Sebagai benang hias maka benang ditandai dengan nomor untuk mengetahui kasar / halusnya benang tersebut.

Tidak ada komentar: